Wednesday, April 19, 2017

Makalah Ilmu Qiraat : Imam Qiraat dan Metodologi



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam tidak lupa kami kirimkan selalu kepada baginda tercinta Nabi Muhamad Saw, keluarga, sahabat, serta kepada umatnya semua.
Makalah ini menjelaskan tentang profil imam qiraat dan metodologinya , makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah yang terkait. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat berbagai tantangan dan hambatan. Akan tetapi, dengan bantuan dan dukungan beberapa pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah terkait, yang selalu memberikan arahan dan masukannya, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, baik dari segi materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya kepada Allah jualah kami serahkan semua pengorbanan serta perjuangan, demi langkah dan ayunan tangan kami semoga senantiasa mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya.
Amin
                                                            Cirebon, 13 Desember  2016

Penulis



A.    Latar Belakang

Masalah Qira’at merupakan salah satu cabang ilmu dalam ‘Ulumul Qur’an, namun tidak banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya kalangan akademik. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, diantaranya adalah ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari, tidak seperti ilmu fiqih, hadis, dan tafsir misalnya, yang dapat dikatakan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ilmu qira’at tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.

B.     Rumusan Masalah
·         Bagaimana biografi para imam qiraat  ?
·         Apa metode yang di gunakan para imam qiraat ?


C.     Tujuan Penelitian
·         Untuk mengetahi biografi para imam qiraat.
·         Untuk mengetahui metode yang di gunakan para imam qirraat.

D.    Metode Penelitian: Pustaka






E.     Pembahasan
E.1 Ibnu Amir
Dia adalah Abdullah bin amir bin yazid bin tamim bin rabi’ah bin amir al- yahshobi al-syami. Gelarnya abu imron. Merupakan orang tertua di antara para qurro sab’ah dan yang paling tinggi sanadnya diantara mereka. Lahir pada tahun 21 H.
Membaca pada abu hisyam al-mughiroh bin abu syihab al-makdzumi dan abu darda al-muughiroh membaca pada ustman bin affan. Abu Darda  dan ustman membaca pada rasulullah SAW.
Mendengar al-Qur’an dan Hadits dari sebagian sahabat, diantaranya an-nu’aim bin basyir, mu’awiyyah bin abu sufyan dan fadlolah bin ubaid. Jadi ibnu amir seorang tabi’in. imam qiraat penduduk syam, dialah syech al-masyayikh dalam qira’at di syam setelah wafatnya Abu Darda. Mengimami kaum muslim di masjid bani umayyah selama bertahun tahun, pada masa ke-khalifahan umar bin abdul aziz sebelum serta dan sesudahnya.bahkan umar sendiri makmum kepadnya, padahal dia adalah amirul mu’minin.
Dikarenakan kebesaran dan keilmuannya, khalifah mempercayakan jabatan qodli kepadanya, imam dan syeckh di damsyiq. Pada saat di damsyiq memang merupakan pusat pemerintihan dan markas para ulama dan tabi’in. khalifah meyatukan orang-orang pada qiraatnya dan disambut dengan baik oleh mereka, padahal mereka adalah termasuk angkatan pertama dan orang orang utama dari kaum muslimin diantaranya yang membaca al-Qur’an padanya ialah: yazid bin abu malik dan saudaranya Abdurrahman bin amir. Meninggal pada tahun 118 H di damsyiq[1].
Dua perawinya yang termasyur adalah hisyam dan ibnu dzakwan. :
v  Hisyam Dia adalah hasyim bin ammar bin mashir bin maisaroh as-sulami ad-dimasyqi. Gelarnya abu al-walid, lahir pada tahun 153H. Meriwayatkan qira’at ibnu amir dari arrok al-muniy dan ayub in tamim dari yahya adz-dzimari dari Abdullah bin amir. Imam ahli dimasyik,khotib,muqri, muhaddits, dan mufti mereka, dengan keistiqamahan, kepandaiian dan keadilanya.Imam bukhari dalam shahihnya meriwatkan hadits dari hisyam, begitu pula imam abu dawud, an-nasa’I dan ibnu majah dalam sunan mereka. Hisyam meninggal pada tahun 245 H.
v  Ibnu Dzakwan Dia adalah Abdullah bin ahmad bin basyar bin dzakwan bin amru. Gelarnya abu Muhammad. Lahir pada tahun 173 H, tepat pada hari asyuro. Mengambil qira’at dari ayub bin tamim, ibnu dzakwan juga membaca kepada kisa’I ketika kisa’I datang ke syam. Ibnu dzakwan berkata: “aku tinggal ditempat kisa;I tujuh bulan dan aku membaca al-Qur’an kepadanya lebih dari sekali. Imam qira’at yang terkenal dengan keistiqamahannya, syech qira’at di syam dan imam masjid damsyiq setelah Hisyam. Meninggal pada hari senin dua malam terakhir dibulan syawwal tahun 242 H.
(Untuk skema sanad lengkap, lihat lampiran 1.a )
E.2 Ashim
 Dia adalah ashim bin abu an-nujud al-kufi, konon nama ayah nya adalah Abdullah dan gelarnya abu an-nujud. Ibunya bernama bahdalah, oleh karena itu dia disebut juga dengan Ashim bin Bahdalah Dia juga bergelar Abu Bakar dai bani asad dan berasal dari kufah. Seorang tabi’in yang mulia. Membaca pada Abirrahman As-Sulami, Abu Maryam zir bin hubaisy dan abu amru sa’ad bin Ilyas. Mereka bertiga membaca pada Ubay bin ka’ab dan zaid membaca pada rasulullah SAW.
Ashim adalah imam yang memegang halaqah di kufah setelah abi Abirrahman Al-sulam. Orang-oang datang kepadanya dari berbagai penjuru belajar al-Qur’an. Dalam dirinya terkumpul kefasihan, kecakapan keperyacaan dan kecerdasan. Dia adalah orang yang paling bagus suaranya dalam membaca al-Qur’an. Abu bakar bin ayyasy berkata:” tidak saya hitung berapa kali saya mendengar abu ishaq as-sabi’I berkata :” saya tidak melihat seorangpun yang lebih pandai membaca al-Qur’an dari Ashim bin abi an-najud dia juga pandai mengusaii sunnah,bahasa,nahwu dan seorang yang faqih”
Banyak orang yang meriwayatkan darinya, namun yang paling masyhur diantara mereka adalah Hafsh bin sulaiman dan abu bakar syu’bah bin ayyasy. Dinatara yang membaca pada Ashim antara lain adalah: sulaiman bin mahran al-A’masyi, abu al-mundzir salam bin sulaiman dan syaibah bin mu’awiyah. Meninggal di kuffah pada tahun 127 H.  [2]
Murid-muridnya adalah:
v  Syu’bah.
Dia adalah syu’bah bin ayyasy bin salim al-hannath al-asadi al-kufi. Gelarnya abu bakar, lahir pada tahun 85 H. membaca pada Ashim lebih dari sekali, juga memabca pada atho as-saib dan aslam al-muqri. Dikaruniai allah SWT. Usia panjang dan berhenti mengajar al-Qur’an tujuh tahun sebelum meningga seorang imam yang besar, pandai, memiliki hujjah yang kuat dan salah seorang tokoh ahusunnh, dia pernah berkata :”barang siapa menggangap al-Qur’an adalah mahluk maka dia itu kafir zindik dan musuh allah menurut kami. Kami duduk dimajlisnya dan tidak mengajaknya berbicara”. Meninggal pada bulan jumadil ula tahun 193 H.

v  Hafash
Dia adalah hafsh bin sulaiman bin al-mugiroh bin abi dawud al-asadi al-kufi al-bazaaza. Gelarnya abu umar. Lahir pada tahun 90 H di kuffah. Hafsh adalah anak dari istrinya Ashim anak tiri. Mengambil qira’at langsung dari Ashim dan mengkhatamkan nya dihadapanya berkali-kali. Para ulama seangkatanya menggangap hafalannya berada di atas Abu bakar bin ayyasy. Dan mererka mengakui dengan hafalanny yang sempurna terhadap huruf-huruf yang ia baca pada Ashim dengan itulah dia mengajarkan al-Qur;an dalam massa yang panjang, Qira’atnya bersambung sanadnya sampai ke ali bin ani thalib r.a
Diriwayatkan dari hafsh bahwasannya dia berkata:” aku berkata, kepada Ashim bahwasannya Abu Bakar bin syu’bah berbeda dalam qira’at jawab Ashim:” aku membacakan apa yang aku dapatkan dari abdirahhman as-sulami dari ali ra. Dan aku membacakan kepada abu bakar dangan apa yang aku dapatkan dari zir bin hubaisy dari Abdullah bin mas’ud ra Ad-dani berkata:” dialah yang membuat qira’at Ashim menjadi: bacaan orang-orang. Dia pernah tinggal di bagdad dan mengajarnya dengan qira’at Ashim. Kemudian dia pergi kemekkah juga mengajarkan qira’at Ashim. Ibnu mujahid berkata:” perbedaan anatara hafsh dan syu’bah dalam huruf-huruf al-Qur’an ada lima ratus dua puluh huruf menurut yang masyhur dari keduaanya.
                                    (Untuk skema lengkap lihat lampiran 1.b)
E.3 Hamzah
            Dia adalah hamzah bin habib bin imaroh bin ismail al-kufi at-tamimi. Gelarnya abu imaroh. Dia adalah imam orang-orang qiraat dikuffah setelah Ashim dan A’masy. Seorang yang  tsiqqoh, menguasai fara’id, bahasa dan banyak hadits. Dikenal juga dengan sebutan Hamzah az-zayyat, karena dia pernah membawa jait (minyak) dari Iraq sampai kehulwan, dan membawa keju serta kelapa dari hulwan sampai kuffah.
            Lahir pada tahun 80 H. dan pernah bertemu dengan sahabat, sehingga dia digolongkan dalam barisan tabi’in. membaca pada Muhammad sulaiman bin  mahran al-A’masyi,abu hamzah hamran bin A’yun, abu ishaq amru bin Abdullah as-sabi’I, Muhammad bin Abdurrahman bin abu laila, tholhah bin masraf dan pada abu Abdullah ja’far ash-shadiq bin Muhammad al-baqir bin zainal abiding bin al-husain bin  ali bin abi thalib. Ibnu abi laila membaca pada minhal bin amru, minhal membaca said bin jubair, al-qomah, al-aswad ibnu wahab, masyruq, ashim bin hamzah dan al-harits juga membaca pada ibnu mas’ud. Ja’far ash-shadiq membaca pada ayahnya.
            Hamzah terkenal ahli ibadah,zuhud, wara dan jujur banyak orang mengambil qiraat darinya, diantaranya: ibirahim bin adham, sufyan ats-syauri dan sulaim bin isa. Sedangkan perawinya yang termasyhur adalah khalaf dan khalad,[3]
            Diantara murid-muridnya adalah ;
v  Khalaf
Dia adalah khalaf bin hisyam bin tsa’lab al-asadi al-baghdadi al-bazzar. Gelarnya abu Muhammad. Meriwayatkan qiraat hamzah dari sulaim bin isa dari hamzah. Selain meriwayatkan qiraat dari hamzah khalaf juga memilih sendiri untuk dirinya. Meninggal pada tahun 229 H, di Baghdad dalam usia tujuh puluh Sembilan tahun.
v  Khalad
Dia adalah khallad bin Khalid asy-syaibani ash-shirofi al-kufi. Bergelar abu isa. Lahir pada tahun 130 H. meriwayatkan qiraat hamzah juga dari sulaiman bin isa,sama seperti khalaf.
Khallad adalah imam dalam qiraat, tsiqah, pintar, teliti, terpercaya dan bagus suaranya. Meninggal pada tahun 220 H. dalam usia Sembilan puluh tahun.
(Skema lebih lanjut, lihat Lampiran 1.c)

E.4 Al-kisa’i
Dia adalah ali bin hamzah bin Abdullah bin utsman bin fairuz al-kufi. Gelarnya abu al-hasan. Dijuluki dengan al-kisa’I karena beliau pernah ber-ihram hanya dengan satu kain.
Membaca pada hamzah dan menghatamkannya sampai empat kali. Juga membaca pada Muhammad bin abi laila, isa bin umar al-hamdani dan meriwayatkan huruf-huruf dari abu bakar as-ayyasy (syu’bah). Juga mengambil qira’at dari ismail bin ja’far dan zaidah bin qudamah, isa bin umar membaca pada Ashim, tholhah bin masyrof dan al-A’masy, telah lewat sanad mereka. Demikian juga syu;bah. Ismail juga membaca pada sulaimana bin Muhammad bin muslim bin jammaz dan isa bin wardan, akan datang sanad mereka berdua. Dan zaidah bin qudamah membaca pada al-A’masy dan telah kita ketahui sanadnya. Al-kisa’I adalah imam orang-orang qiraat pada jaman nya. Dialah yang memegang masalah qiraat dikufah setelah hamzah. Abu bakar al-ambari berkata:” terkumpul dalam diri al-kisa’I kelebihan, dia adalah orang yang paling tahu tentang nahwu, dia adalah orang yang pertama dalam hal-hal yang asing (ghorib) dan orang yang paling ahli dalam masalah al-Qur’an. Ketika semakin banyak orang-orang berguru padanya, dia duduk di atas kursi dan membaca al-Qur’an dari awwal sampai akhir, sedangkan orang orang mendengarkan dengan teliti dan seksama sampai pada masalah tempat-tempat berhenti dan tempat-tempat memulai”. Yang meriwayatkan qiraat darinya tidak terhitung banyaknya, diantaranya abu ubaid qosim bin salam,qutaibah bin mahron dan mughiroh bin syu’aib Sedangkan perawinya yang termasyhur adalah abu al-harits dan hafsh bin umar ad-Duri.
Al-kisa’I meninggal pada tahun 189 H dalam usia tujuh puluh tahun ketika sedang menemani khalifah harun al-rasyid saat menempuh perjalanan menuju khurrasan disuatu tempat yang bernama rainbawaih. [4]
Murid-muridnya adalah:
v  Abu al-Harits
Dia adalah al-laits bin Khalid al-marwazi al-baghdadi. Gelarnya abu al-Harits. Selain membaca pada kisa’I  ia meriwayatkan huruf-huruf dari hamzah bin al-qosim al-ahwal dari al-yazid. Orangnya cerdas,tsiqqaoh, teliti dan menguasai betul qiraat kisa’i.

v  Ad-duri
Ad-duri adalah perawi dari dua imam, yakni: abu amru bin al illa dan al-kisa’I bin hamzah.
(Untuk Skema lebih lanjut, lihat skema 1.d)
Metedologi penyampaian dari semua imam Qiraat adalah Tradisi Lisan, Sima Ala Syaikh.Karena memang pada waktu itu cara “sorogan” adalah cara paling popular dan memang hafalannya kuat. Barulah pada masa selanjutnya ada penulisan. Meski banyak pendapatb tentang awal penulisan ilmu Qiraat, namun yang paling mashyur adalah Ibn Mujahid di abad ke 3 Hijriah.[5]

Lampiran 1 (Sanad Penerimaan Qiraat Imam Ahlu Qura yang sampai pada rasulullah)
1.a
Nabi Muhammad

Abu Darda, Utsman Ibn Affan

Hasyim Al Mughirah

Ibn Amir

Hisyam, Ibnu Dzakwan
1.b
Nabi Muhammad

Ibn Mas’ud, Ali Ibn Abi Thalib, Ubay Ibn Kaab, Zaid Ibn Haritsah, Utsman Ibn Affan

Abdrahman As sulaimi, Abu Maryam Zir Bin Hubaisy, Amru Sa’ad Ibn Ilyas

Imam Ashim

 Imam Syu’bah, Imam Hafsh
1.c                                           Nabi Muhammad

Ali Ibn Abi Thalib, Ibnu Mas’ud

Hussain,

Muhammad Al Baqir, Minhal Ibn Amru,

Ja’far as shadiq, Ibn Abu Laila

Hamzah

Khalaf, Khalad
1.d (Tanda (*) menunjukan sudah di sebutkan di sanad sebelumnya)
Imam Ashim*

Isa Ibn Umar, Ibn Abu Laila*

Al Kisai

Abu Al Harits, Ad Duri
Daftar Pustaka
Muhadditsir Rifai, Al Bayan (Kaidah Qiraat Asyroh), Cirebon. 2013
https://plus.google.com/108844543473409847640/posts/acfM8S44pGJ


[1] Muhadditsir Rifai, Al Bayan (Kaidah Qiraat Asyroh), Cirebon. 2013, hal. 20
[2] Ibid, Hal. 22
[3] Ibid, Hal 24
[4] Ibid, hal 26

No comments:

Post a Comment