KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
dan salam tidak lupa kami kirimkan selalu kepada baginda tercinta Nabi Muhamad
Saw, keluarga, sahabat, serta kepada umatnya semua.
Makalah ini menjelaskan tentang profil imam qiraat dan
metodologinya , makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur
Mata Kuliah yang terkait. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat berbagai
tantangan dan hambatan. Akan tetapi, dengan bantuan dan dukungan beberapa pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah terkait, yang selalu memberikan arahan dan masukannya, semoga mendapat
balasan yang setimpal dari Allah Swt.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, baik dari
segi materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun kami harapkan dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Akhirnya kepada Allah jualah kami serahkan semua pengorbanan serta
perjuangan, demi langkah dan ayunan tangan kami semoga senantiasa mendapatkan
rahmat dan ampunan-Nya.
Amin
Cirebon,
13 Desember 2016
Penulis
A.
Latar
Belakang
Masalah Qira’at merupakan salah satu
cabang ilmu dalam ‘Ulumul Qur’an, namun tidak banyak orang yang tertarik
kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya kalangan akademik.
Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, diantaranya adalah ilmu ini tidak
berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari, tidak
seperti ilmu fiqih, hadis, dan tafsir misalnya, yang dapat dikatakan
berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ilmu qira’at
tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan
halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia.
B.
Rumusan
Masalah
·
Bagaimana
biografi para imam qiraat ?
·
Apa
metode yang di gunakan para imam qiraat ?
C.
Tujuan
Penelitian
·
Untuk
mengetahi biografi para imam qiraat.
·
Untuk
mengetahui metode yang di gunakan para imam qirraat.
D.
Metode
Penelitian: Pustaka
E.
Pembahasan
E.1 Ibnu Amir
Dia adalah Abdullah bin amir bin
yazid bin tamim bin rabi’ah bin amir al- yahshobi al-syami. Gelarnya abu imron.
Merupakan orang tertua di antara para qurro sab’ah dan yang paling tinggi
sanadnya diantara mereka. Lahir pada tahun 21 H.
Membaca pada abu hisyam al-mughiroh
bin abu syihab al-makdzumi dan abu darda al-muughiroh membaca pada ustman bin
affan. Abu Darda dan ustman membaca pada
rasulullah SAW.
Mendengar al-Qur’an dan Hadits dari
sebagian sahabat, diantaranya an-nu’aim bin basyir, mu’awiyyah bin abu sufyan
dan fadlolah bin ubaid. Jadi ibnu amir seorang tabi’in. imam qiraat penduduk
syam, dialah syech al-masyayikh dalam qira’at di syam setelah wafatnya Abu
Darda. Mengimami kaum muslim di masjid bani umayyah selama bertahun tahun, pada
masa ke-khalifahan umar bin abdul aziz sebelum serta dan sesudahnya.bahkan umar
sendiri makmum kepadnya, padahal dia adalah amirul mu’minin.
Dikarenakan kebesaran dan
keilmuannya, khalifah mempercayakan jabatan qodli kepadanya, imam dan syeckh di
damsyiq. Pada saat di damsyiq memang merupakan pusat pemerintihan dan markas
para ulama dan tabi’in. khalifah meyatukan orang-orang pada qiraatnya dan
disambut dengan baik oleh mereka, padahal mereka adalah termasuk angkatan
pertama dan orang orang utama dari kaum muslimin diantaranya yang membaca
al-Qur’an padanya ialah: yazid bin abu malik dan saudaranya Abdurrahman bin
amir. Meninggal pada tahun 118 H di damsyiq[1].
Dua perawinya yang termasyur adalah hisyam
dan ibnu dzakwan. :
v Hisyam Dia adalah hasyim bin ammar bin mashir bin maisaroh
as-sulami ad-dimasyqi. Gelarnya abu al-walid, lahir pada tahun 153H. Meriwayatkan
qira’at ibnu amir dari arrok al-muniy dan ayub in tamim dari yahya adz-dzimari
dari Abdullah bin amir. Imam ahli dimasyik,khotib,muqri, muhaddits, dan mufti
mereka, dengan keistiqamahan, kepandaiian dan keadilanya.Imam bukhari dalam
shahihnya meriwatkan hadits dari hisyam, begitu pula imam abu dawud, an-nasa’I
dan ibnu majah dalam sunan mereka. Hisyam meninggal pada tahun 245 H.
v Ibnu Dzakwan Dia adalah Abdullah bin ahmad bin basyar bin dzakwan
bin amru. Gelarnya abu Muhammad. Lahir pada tahun 173 H, tepat pada hari
asyuro. Mengambil qira’at dari ayub bin tamim, ibnu dzakwan juga membaca kepada
kisa’I ketika kisa’I datang ke syam. Ibnu dzakwan berkata: “aku tinggal
ditempat kisa;I tujuh bulan dan aku membaca al-Qur’an kepadanya lebih dari
sekali. Imam qira’at yang terkenal dengan keistiqamahannya, syech qira’at di
syam dan imam masjid damsyiq setelah Hisyam. Meninggal pada hari senin dua
malam terakhir dibulan syawwal tahun 242 H.
(Untuk
skema sanad lengkap, lihat lampiran 1.a )
E.2 Ashim
Dia adalah ashim bin abu an-nujud al-kufi,
konon nama ayah nya adalah Abdullah dan gelarnya abu an-nujud. Ibunya bernama
bahdalah, oleh karena itu dia disebut juga dengan Ashim bin Bahdalah Dia juga
bergelar Abu Bakar dai bani asad dan berasal dari kufah. Seorang tabi’in yang
mulia. Membaca pada Abirrahman As-Sulami, Abu Maryam zir bin hubaisy dan abu
amru sa’ad bin Ilyas. Mereka bertiga membaca pada Ubay bin ka’ab dan zaid
membaca pada rasulullah SAW.
Ashim adalah imam yang memegang
halaqah di kufah setelah abi Abirrahman Al-sulam. Orang-oang datang kepadanya
dari berbagai penjuru belajar al-Qur’an. Dalam dirinya terkumpul kefasihan,
kecakapan keperyacaan dan kecerdasan. Dia adalah orang yang paling bagus
suaranya dalam membaca al-Qur’an. Abu bakar bin ayyasy berkata:” tidak saya
hitung berapa kali saya mendengar abu ishaq as-sabi’I berkata :” saya tidak
melihat seorangpun yang lebih pandai membaca al-Qur’an dari Ashim bin abi
an-najud dia juga pandai mengusaii sunnah,bahasa,nahwu dan seorang yang faqih”
Banyak orang yang meriwayatkan
darinya, namun yang paling masyhur diantara mereka adalah Hafsh bin sulaiman
dan abu bakar syu’bah bin ayyasy. Dinatara yang membaca pada Ashim
antara lain adalah: sulaiman bin mahran al-A’masyi, abu al-mundzir salam bin
sulaiman dan syaibah bin mu’awiyah. Meninggal di kuffah pada tahun 127 H. [2]
Murid-muridnya adalah:
v Syu’bah.
Dia
adalah syu’bah bin ayyasy bin salim al-hannath al-asadi al-kufi. Gelarnya abu
bakar, lahir pada tahun 85 H. membaca pada Ashim lebih dari sekali, juga
memabca pada atho as-saib dan aslam al-muqri. Dikaruniai allah SWT. Usia
panjang dan berhenti mengajar al-Qur’an tujuh tahun sebelum meningga seorang
imam yang besar, pandai, memiliki hujjah yang kuat dan salah seorang tokoh
ahusunnh, dia pernah berkata :”barang siapa menggangap al-Qur’an adalah mahluk
maka dia itu kafir zindik dan musuh allah menurut kami. Kami duduk dimajlisnya
dan tidak mengajaknya berbicara”. Meninggal pada bulan jumadil ula tahun 193 H.
v Hafash
Dia adalah hafsh bin sulaiman bin al-mugiroh bin abi dawud al-asadi
al-kufi al-bazaaza. Gelarnya abu umar. Lahir pada tahun 90 H di kuffah. Hafsh
adalah anak dari istrinya Ashim anak tiri. Mengambil qira’at langsung dari
Ashim dan mengkhatamkan nya dihadapanya berkali-kali. Para ulama seangkatanya
menggangap hafalannya berada di atas Abu bakar bin ayyasy. Dan mererka mengakui
dengan hafalanny yang sempurna terhadap huruf-huruf yang ia baca pada Ashim
dengan itulah dia mengajarkan al-Qur;an dalam massa yang panjang, Qira’atnya
bersambung sanadnya sampai ke ali bin ani thalib r.a
Diriwayatkan
dari hafsh bahwasannya dia berkata:” aku berkata, kepada Ashim bahwasannya Abu
Bakar bin syu’bah berbeda dalam qira’at jawab Ashim:” aku membacakan apa yang
aku dapatkan dari abdirahhman as-sulami dari ali ra. Dan aku membacakan kepada
abu bakar dangan apa yang aku dapatkan dari zir bin hubaisy dari Abdullah bin
mas’ud ra Ad-dani berkata:” dialah yang membuat qira’at Ashim menjadi: bacaan
orang-orang. Dia pernah tinggal di bagdad dan mengajarnya dengan qira’at Ashim.
Kemudian dia pergi kemekkah juga mengajarkan qira’at Ashim. Ibnu mujahid
berkata:” perbedaan anatara hafsh dan syu’bah dalam huruf-huruf al-Qur’an ada
lima ratus dua puluh huruf menurut yang masyhur dari keduaanya.
(Untuk
skema lengkap lihat lampiran 1.b)
E.3 Hamzah
Dia adalah hamzah
bin habib bin imaroh bin ismail al-kufi at-tamimi. Gelarnya abu imaroh. Dia
adalah imam orang-orang qiraat dikuffah setelah Ashim dan A’masy. Seorang
yang tsiqqoh, menguasai fara’id, bahasa
dan banyak hadits. Dikenal juga dengan sebutan Hamzah az-zayyat, karena dia
pernah membawa jait (minyak) dari Iraq sampai kehulwan, dan membawa keju serta
kelapa dari hulwan sampai kuffah.
Lahir pada tahun
80 H. dan pernah bertemu dengan sahabat, sehingga dia digolongkan dalam barisan
tabi’in. membaca pada Muhammad sulaiman bin
mahran al-A’masyi,abu hamzah hamran bin A’yun, abu ishaq amru bin
Abdullah as-sabi’I, Muhammad bin Abdurrahman bin abu laila, tholhah bin masraf
dan pada abu Abdullah ja’far ash-shadiq bin Muhammad al-baqir bin zainal
abiding bin al-husain bin ali bin abi
thalib. Ibnu abi laila membaca pada minhal bin amru, minhal membaca said bin
jubair, al-qomah, al-aswad ibnu wahab, masyruq, ashim bin hamzah dan al-harits
juga membaca pada ibnu mas’ud. Ja’far ash-shadiq membaca pada ayahnya.
Hamzah terkenal
ahli ibadah,zuhud, wara dan jujur banyak orang mengambil qiraat darinya,
diantaranya: ibirahim bin adham, sufyan ats-syauri dan sulaim bin isa.
Sedangkan perawinya yang termasyhur adalah khalaf dan khalad,[3]
Diantara
murid-muridnya adalah ;
v Khalaf
Dia adalah khalaf bin hisyam bin tsa’lab al-asadi al-baghdadi
al-bazzar. Gelarnya abu Muhammad. Meriwayatkan qiraat hamzah dari sulaim bin
isa dari hamzah. Selain meriwayatkan qiraat dari hamzah khalaf juga memilih
sendiri untuk dirinya. Meninggal pada tahun 229 H, di Baghdad dalam usia tujuh
puluh Sembilan tahun.
v Khalad
Dia adalah khallad bin Khalid asy-syaibani ash-shirofi al-kufi.
Bergelar abu isa. Lahir pada tahun 130 H. meriwayatkan qiraat hamzah juga dari
sulaiman bin isa,sama seperti khalaf.
Khallad
adalah imam dalam qiraat, tsiqah, pintar, teliti, terpercaya dan bagus
suaranya. Meninggal pada tahun 220 H. dalam usia Sembilan puluh tahun.
(Skema lebih lanjut, lihat Lampiran 1.c)
E.4 Al-kisa’i
Dia adalah ali bin hamzah bin
Abdullah bin utsman bin fairuz al-kufi. Gelarnya abu al-hasan. Dijuluki dengan
al-kisa’I karena beliau pernah ber-ihram hanya dengan satu kain.
Membaca pada hamzah dan
menghatamkannya sampai empat kali. Juga membaca pada Muhammad bin abi laila,
isa bin umar al-hamdani dan meriwayatkan huruf-huruf dari abu bakar as-ayyasy
(syu’bah). Juga mengambil qira’at dari ismail bin ja’far dan zaidah bin
qudamah, isa bin umar membaca pada Ashim, tholhah bin masyrof dan al-A’masy,
telah lewat sanad mereka. Demikian juga syu;bah. Ismail juga membaca pada
sulaimana bin Muhammad bin muslim bin jammaz dan isa bin wardan, akan datang
sanad mereka berdua. Dan zaidah bin qudamah membaca pada al-A’masy dan telah
kita ketahui sanadnya. Al-kisa’I adalah imam orang-orang qiraat pada jaman nya.
Dialah yang memegang masalah qiraat dikufah setelah hamzah. Abu bakar al-ambari
berkata:” terkumpul dalam diri al-kisa’I kelebihan, dia adalah orang yang
paling tahu tentang nahwu, dia adalah orang yang pertama dalam hal-hal yang
asing (ghorib) dan orang yang paling ahli dalam masalah al-Qur’an. Ketika
semakin banyak orang-orang berguru padanya, dia duduk di atas kursi dan membaca
al-Qur’an dari awwal sampai akhir, sedangkan orang orang mendengarkan dengan
teliti dan seksama sampai pada masalah tempat-tempat berhenti dan tempat-tempat
memulai”. Yang meriwayatkan qiraat darinya tidak terhitung banyaknya,
diantaranya abu ubaid qosim bin salam,qutaibah bin mahron dan mughiroh bin
syu’aib Sedangkan perawinya yang termasyhur adalah abu al-harits dan hafsh
bin umar ad-Duri.
Al-kisa’I meninggal pada tahun 189 H
dalam usia tujuh puluh tahun ketika sedang menemani khalifah harun al-rasyid
saat menempuh perjalanan menuju khurrasan disuatu tempat yang bernama
rainbawaih. [4]
Murid-muridnya adalah:
v Abu al-Harits
Dia adalah al-laits bin Khalid
al-marwazi al-baghdadi. Gelarnya abu al-Harits. Selain membaca pada kisa’I ia meriwayatkan huruf-huruf dari hamzah bin
al-qosim al-ahwal dari al-yazid. Orangnya cerdas,tsiqqaoh, teliti dan menguasai
betul qiraat kisa’i.
v Ad-duri
Ad-duri adalah perawi dari dua imam,
yakni: abu amru bin al illa dan al-kisa’I bin hamzah.
(Untuk Skema lebih lanjut, lihat skema 1.d)
Metedologi penyampaian dari semua imam Qiraat adalah Tradisi Lisan,
Sima Ala Syaikh.Karena memang pada waktu itu cara “sorogan” adalah cara paling
popular dan memang hafalannya kuat. Barulah pada masa selanjutnya ada
penulisan. Meski banyak pendapatb tentang awal penulisan ilmu Qiraat, namun
yang paling mashyur adalah Ibn Mujahid di abad ke 3 Hijriah.[5]
Lampiran 1 (Sanad Penerimaan Qiraat Imam Ahlu Qura yang sampai pada
rasulullah)
1.a
Nabi Muhammad
Abu Darda, Utsman Ibn Affan
Hasyim Al Mughirah
Ibn Amir
Hisyam, Ibnu Dzakwan
1.b
Nabi Muhammad
Ibn Mas’ud, Ali Ibn Abi Thalib, Ubay Ibn Kaab, Zaid Ibn Haritsah,
Utsman Ibn Affan
Abdrahman As sulaimi, Abu Maryam Zir Bin Hubaisy, Amru Sa’ad Ibn
Ilyas
Imam Ashim
Imam Syu’bah, Imam Hafsh
1.c Nabi Muhammad
Ali Ibn Abi Thalib, Ibnu Mas’ud
Hussain,
Muhammad Al Baqir, Minhal Ibn Amru,
Ja’far as shadiq, Ibn Abu Laila
Hamzah
Khalaf, Khalad
1.d (Tanda
(*) menunjukan sudah di sebutkan di sanad sebelumnya)
Imam Ashim*
Isa Ibn Umar, Ibn Abu Laila*
Al Kisai
Abu Al Harits, Ad Duri
Daftar Pustaka
Muhadditsir Rifai, Al Bayan (Kaidah Qiraat Asyroh), Cirebon. 2013
https://plus.google.com/108844543473409847640/posts/acfM8S44pGJ
No comments:
Post a Comment